Rabu, 10 Mei 2017

Raja Kertanegara, Pengusung Ekspedisi Pamalayu


Arca Amogapasa (wikipedia)
Pada tahun 1268 M Kertanegara naik tahta menggantikan Ronggowuni (1248 – 1268 M). Ia bergelar Sri Mahadiraja Sri Kertanegara. Kertanegara merupakan raja yang paling terkenal di Sighasari. Ia bercita – cita menjadikan Singhasari sebagai kerajaan yang besar. Untuk mewujudkan hal tersebut. Ia melakukan berbagai usaha.

Perluasan Daerah Singhasari

            Kertanegara menginginkan wilayah Singhasari meliputi seluruh Nusantara. Penguasaan daerah – daerah di luar Jawa tersebut bertujuan untuk membendung ekspansi pasukan Mongolia yang dipimpin oleh Kubilai Khan yang berkuasa di Cina. Kertanegara memandang Kubilai Khan sebagai saingannya. Bahkan, ia sampai melukai seorang utusan dari Cina yang bernama Meng-ki tahun 1289 M. Kedatangan Meng-ki ke Singhasari adalah menyampaikan pesan dari Kubilai Khan agar Singhasari takluk pada kekuasaan Kubilai Khan.

Ekspedisi Pamalayu (1275 – 1293 M)


            Ekspedisi Pamalayu adalah sebuah diplomasi melalui operasi militer ke luar pulau Jawa atau yang disebut Bhumi Melayu. Ekspedisi ini dipimpin oleh Mahesa Anabrang (Kebo Anabrang). Nagarakretagama menyebutkan bahwa ekspedisi ini bertujuan untuk menaklukan Swarnnabhumi secara baik – baik. Namun, terjadi perubahan rencana karena raja Swarnnabhumi melakukan perlawanan terhadap Singhasari. Tetapi, pasukan Singhasari tetap memperoleh kemenangan. 

Sasaran Ekspedisi

            Beberapa sumber mengatakan bahwa sasaran dari Ekspedisi Pamalayu ini bertujuan untuk menguasai Negeri Melayu dan terutama untuk menggoyahkan dan menaklukkan kekuasaan Kerajaan Sriwijaya yang terkenal akan armada lautnya yang kuat. Namun, di Nagarakretagama tidak menyebutkan Sriwijaya, melainkan negeri Palembang. Artinya, pada zaman tersebut, Sriwijaya sudah tidak dikenal lagi. Catatan dari Dinasti Ming memang menyebutkan bahwa pada tahun 1377 tentara Jawa menghancurkan pemberontakan San-fo-tsi. Meskipun demikian, istilah San-fo-tsi tidak bermakna Sriwijaya. Dalam catatan Dinasti SOng istilah San-fo-tsi memang identik dengan Sriwijaya, namun dalam naskah Chu-fan-chi yang ditulis tahun 1225, istilah San-fo-tsi identik dengan Dharmasraya. Dengan kata lain, San-fo-tsi adalah sebutan bangsa Cina untuk pulau Sumatera, sebagaimana mereka menyebut Jawa dengan istilah Cho-po. Maka dari itu, jelas bahwa sasaran Ekspedisi Pamalayu bukanlah Sriwijaya, namun Melayu.

            Setelah Kerajaan Melayu takluk pada Singhasari, pada tahun 1286 M, Kertanegara mengirimkan arca Amogapasa kepada penguasa Melayu yaitu Srimat Trailokyabhusana Mauli Warmadewa. Setelah penyerahan arca Amogapasa, raja Melayu juga menghadiahkan dua putrinya untuk dinikahkan dengan Kertanegara di Singhasari. Nama kedua putrinya tersebut adalah Dara Jingga dan Dara Petak.

Perkembangan Bidang Politik dan Pemerintahan
            Kertanegara membentuk badan – badan pelaksana agar pemerintahan berjalan dengan baik. Raja sebagai penguasa tertinggi. Kemudian dibentuk badan pelaksana yang terdiri dari Rakryan i Hino, Rakryan i Sirikan, dan Rakryan i Halu. Selain itu, juga terdapat pejabat tinggi pemerintah diantaranya Rakryan Mapatih, Rakryan Demung, dan Rakryan  Kanuruhan. Disamping itu, terdapat pula pegawai – rendahan. Kertanegara juga mengganti setiap pejabat yang tidak setuju dengan cita – citanya. Salah satunya adalah Patih Raganata (Kebo Arema) diganti dengan Argani.
Perkembangan Kehidupan Agama
            Pada masa pemerintahan Kertanegara, agama Hindu dan Budha berkembang baik. Pada masa pemerintahan Kertanegara pula, terbentuk Syiwa-Budha. Salah satunya adalah aliran Tantrayana dimana Kertanegara juga menganut aliran tersebut.
Akhir Kekuasaan Kertanegara
            Pada masa Ekspedisi Pamalayu yang telah dijelaskan sebelumnya, banyak pasukan Singhasari yang dikirim keluar Pulau Jawa seperti tanah Melayu. Hal ini menyebabkan kekuatan di ibu kota mengendur. Kesempatan ini dimanfaatkan dengan baik oleh tokoh – tokoh yang tidak senang padanya. Salah satu tokoh yang tidak senang pada Kertanegara adalah Jayakatwang, penguasa Kediri. Pada tahun 1292 M, saat Kertanegara sedang mengadakan upacara keagamaan di ibu kotanya, secara tiba – tiba Jayakatwang dan pasukannya melancarkan serangan. Serangan Jayakatwang tersebut dibagi menjadi dua arah. Dari arah utara pasukan Jayakatwang digunakan untuk memancing pasukan Kertanegara. Namun, serangan dari utara itu dapat dikalahkan oleh pasukan Kertanegara yang dipimpin oleh Raden Wijaya. Tetapi pasukan inti Jayakatwang yang menyerang dari Selatan dapat menyerang dan menghancurkan istana, serta berhasil menewaskan Kertanegara.
            Raden Wijaya yang mengetahui istana kerajaan sudah dihancurkan segera melarikan diri beserta pengikutnya. Sedangkan Pangeran Ardaraja (anak Jayakatwang dan menantu dari Kertanegara) membelot dan bergabung dengan Jayakatwang. Jenazah Kertanegara dicandikan di dua tempat, Candi Jawi di Pandaan dan Candi Singosari di daerah Singosari, Malang. Dengan tewasnya Kertanegara, berakhirlah riwayat Singhasari.
Sumber :
·         id.wikipedia.org/wiki/Kertanegara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar