Arca Amogapasa (wikipedia) |
Pada
tahun 1268 M Kertanegara naik tahta menggantikan Ronggowuni (1248 – 1268 M). Ia
bergelar Sri Mahadiraja Sri Kertanegara. Kertanegara
merupakan raja yang paling terkenal di Sighasari. Ia bercita – cita menjadikan
Singhasari sebagai kerajaan yang besar. Untuk mewujudkan hal tersebut. Ia
melakukan berbagai usaha.
Perluasan
Daerah Singhasari
Kertanegara menginginkan wilayah Singhasari meliputi
seluruh Nusantara. Penguasaan daerah – daerah di luar Jawa tersebut bertujuan
untuk membendung ekspansi pasukan Mongolia yang dipimpin oleh Kubilai Khan yang berkuasa di Cina.
Kertanegara memandang Kubilai Khan sebagai saingannya. Bahkan, ia sampai
melukai seorang utusan dari Cina yang bernama Meng-ki tahun 1289 M. Kedatangan
Meng-ki ke Singhasari adalah menyampaikan pesan dari Kubilai Khan agar
Singhasari takluk pada kekuasaan Kubilai Khan.
Ekspedisi
Pamalayu (1275 – 1293 M)
Ekspedisi Pamalayu adalah sebuah diplomasi melalui
operasi militer ke luar pulau Jawa atau yang disebut Bhumi Melayu. Ekspedisi ini dipimpin oleh Mahesa Anabrang (Kebo Anabrang). Nagarakretagama menyebutkan
bahwa ekspedisi ini bertujuan untuk menaklukan Swarnnabhumi secara baik – baik.
Namun, terjadi perubahan rencana karena raja Swarnnabhumi melakukan perlawanan
terhadap Singhasari. Tetapi, pasukan Singhasari tetap memperoleh kemenangan.
Sasaran
Ekspedisi
Beberapa sumber mengatakan bahwa sasaran dari Ekspedisi
Pamalayu ini bertujuan untuk menguasai Negeri Melayu dan terutama untuk
menggoyahkan dan menaklukkan kekuasaan Kerajaan Sriwijaya yang terkenal akan
armada lautnya yang kuat. Namun, di Nagarakretagama tidak menyebutkan
Sriwijaya, melainkan negeri Palembang. Artinya, pada zaman tersebut, Sriwijaya
sudah tidak dikenal lagi. Catatan dari Dinasti Ming memang menyebutkan bahwa pada tahun 1377 tentara Jawa menghancurkan pemberontakan San-fo-tsi. Meskipun demikian, istilah
San-fo-tsi tidak bermakna Sriwijaya. Dalam catatan Dinasti SOng istilah San-fo-tsi memang identik dengan Sriwijaya, namun dalam naskah Chu-fan-chi
yang ditulis tahun 1225,
istilah San-fo-tsi identik dengan Dharmasraya. Dengan kata lain, San-fo-tsi
adalah sebutan bangsa Cina
untuk pulau Sumatera, sebagaimana mereka menyebut Jawa
dengan istilah Cho-po. Maka dari itu, jelas bahwa sasaran Ekspedisi
Pamalayu bukanlah Sriwijaya, namun Melayu.
Setelah Kerajaan Melayu takluk pada Singhasari, pada
tahun 1286 M, Kertanegara mengirimkan arca Amogapasa kepada penguasa Melayu
yaitu Srimat Trailokyabhusana Mauli Warmadewa. Setelah penyerahan
arca Amogapasa, raja Melayu juga menghadiahkan dua putrinya untuk dinikahkan
dengan Kertanegara di Singhasari. Nama kedua putrinya tersebut adalah Dara
Jingga dan Dara Petak.
Perkembangan
Bidang Politik dan Pemerintahan
Kertanegara membentuk badan – badan
pelaksana agar pemerintahan berjalan dengan baik. Raja sebagai penguasa
tertinggi. Kemudian dibentuk badan pelaksana yang terdiri dari Rakryan i Hino, Rakryan i Sirikan, dan Rakryan i Halu. Selain itu, juga
terdapat pejabat tinggi pemerintah diantaranya Rakryan Mapatih, Rakryan Demung, dan Rakryan Kanuruhan. Disamping
itu, terdapat pula pegawai – rendahan. Kertanegara juga mengganti setiap
pejabat yang tidak setuju dengan cita – citanya. Salah satunya adalah Patih
Raganata (Kebo Arema) diganti dengan
Argani.
Perkembangan Kehidupan Agama
Pada
masa pemerintahan Kertanegara, agama Hindu dan Budha berkembang baik. Pada masa
pemerintahan Kertanegara pula, terbentuk Syiwa-Budha. Salah satunya adalah
aliran Tantrayana dimana Kertanegara juga menganut aliran tersebut.
Akhir Kekuasaan Kertanegara
Pada masa Ekspedisi Pamalayu yang
telah dijelaskan sebelumnya, banyak pasukan Singhasari yang dikirim keluar
Pulau Jawa seperti tanah Melayu. Hal ini menyebabkan kekuatan di ibu kota
mengendur. Kesempatan ini dimanfaatkan dengan baik oleh tokoh – tokoh yang
tidak senang padanya. Salah satu tokoh yang tidak senang pada Kertanegara adalah
Jayakatwang, penguasa Kediri. Pada tahun 1292 M, saat Kertanegara sedang
mengadakan upacara keagamaan di ibu kotanya, secara tiba – tiba Jayakatwang dan
pasukannya melancarkan serangan. Serangan Jayakatwang tersebut dibagi menjadi
dua arah. Dari arah utara pasukan Jayakatwang digunakan untuk memancing pasukan
Kertanegara. Namun, serangan dari utara itu dapat dikalahkan oleh pasukan
Kertanegara yang dipimpin oleh Raden Wijaya. Tetapi pasukan inti Jayakatwang
yang menyerang dari Selatan dapat menyerang dan menghancurkan istana, serta
berhasil menewaskan Kertanegara.
Raden Wijaya yang mengetahui istana
kerajaan sudah dihancurkan segera melarikan diri beserta pengikutnya. Sedangkan
Pangeran Ardaraja (anak Jayakatwang dan menantu dari Kertanegara) membelot dan
bergabung dengan Jayakatwang. Jenazah Kertanegara dicandikan di dua tempat,
Candi Jawi di Pandaan dan Candi Singosari di daerah Singosari, Malang. Dengan
tewasnya Kertanegara, berakhirlah riwayat Singhasari.
Sumber :
·
id.wikipedia.org/wiki/Kertanegara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar