Serangan tentara AS terhadap posisi Spanyol. (History.com) |
Perang antara Spanyol
melawan Amerika Serikat adalah sebuah perang di penghujung abad ke-19 antara
kekuatan tua, Spanyol, melawan kekuatan baru, Amerika Serikat. Perang ini
berlangsung di beberapa lokasi seperti Kuba, Puerto Riko, Filipina dan Guam.
Perang ini dimenangkan oleh Amerika Serikat yang mendapatkan wilayah Kuba,
Puerto Riko, Filipina, dan Guam. Kuba sendiri segera dimerdekakan setelah lepas
dari Spanyol. Slogan terkenal pada perang ini dikumandangkan oleh masyarakat
AS, yaitu “Remember the Maine, to hell with Spain!”, yang artinya “Ingan
(kapal) Maine, persetan dengan Spanyol!”
Latar
Belakang
Latar belakang pecahnya perang ini berawal dari keinginan
Kuba untuk merdeka dari penjajahan Spanyol. Puncak upaya Kuba untuk
memerdekakan diri adalah di tahun 1895. Pemerintah Spanyol melakukan upaya
meredam pemberontakan di Spanyol dengan cara-cara keras, salah satunya adalah
dengan mengirimkan orang-orang Kuba ke kamp konsentrasi. Amerika Serikat
memiliki investasi bernilai 50 juta dolar AS di Kuba, dan pemberontak banyak
menyerang lahan investasi milik orang AS. Tetapi, pemerintah AS mendukung
pemberontakan yang ada di Kuba. Ditambah lagi dengan adanya Jurnalis Kuning
yang dalam medianya menuliskan kekejaman Spanyol sehingga menarik dukungan
masyarakat AS terhadap kemerdekaan Kuba.
Pemicu utama perang adalah meledaknya kapal milik AS, USS
Maine, yang sedang berlabuh di Havana, Kuba, pada tanggal 9 Februari 1898.
Sebulan setelahnya, kongres AS memutuskan mengeluarkan biaya untuk membangun
angkatan perang yang memadai. AS menyalahkan Spanyol atas meledaknya kapal USS
Maine dengan dugaan meledak terkena ranjau laut milik Spanyol sehingga
menewaskan 260 awak kapal. Pada tanggal 25 April, presiden AS, McKinley,
memutuskan untuk menyatakan perang terhadap Spanyol, dimana sehari sebelumnya
Spanyol menyatakan perang terhadap AS. Saat itu, AS belum memiliki kekuatan
yang memadai. Spanyol menghadapi dilemma dimana jika mereka mendapat ultimatum
untuk meninggalkan Kuba, di sisi lain, mereka juga tidak dapat meninggalkan
Kuba dengan cepat, jika Kuba dilepas begitu saja akan menjatuhkan reputasi
Spanyol. Akhirnya, Spanyol pun tetap berperang meskipun mereka tahu mereka akan
kalah.
Kapal USS Maine milik Amerika Serikat (newspaper.com) |
Jalannya
Perang
Pertempuran utama berlangsung di Filipina dan Kuba. Pada
1 Mei 1898, pertempuran pertama terjadi di Teluk Manila, Filipina, antara kapal
perang AS dengan kapal perang Spanyol. Armada AS berangkat dari Hong Kong, dua
hari setelah pengumuman perang, menuju kepulauan Filipina yang dipimpin oleh
komodor George Dewey. Pihak Spanyol dipimpin oleh Laksamana Patricio Montojo.
Segera setelah armada AS tiba di Teluk Manila, armada AS menembaki armada
Spanyol yang sedang menurunkan jangkar mereka di Teluk Manila selama dua jam.
Pertempuran Teluk Manila sendiri berakhir dengan kehancuran armada Spanyol
dengan kehilangan sekitar 370 orang. Pihak AS hanya kehilangan 10 pelaut dalam
pertempuran tersebut. Walaupun laut sudah dikuasai oleh angkatan laut AS, namun
mereka belum dapat menguasai Manila, sehingga gerilyawan Aguinaldo masih
beroperasi disana. Manila baru dapat dikuasai AS pada bulan Agustus, setelah
kedatangan pasukan tambahan sebesar 15.000 orang.
Pertempuran Teluk Manila (britannica.com) |
Beralih ke Kuba, Spanyol memiliki pasukan sebesar 150.000
tentara, ditambah dengan 40.000 relawan yang ditempatkan di Kuba di bawah
pimpinan Laksamana Pascual Cervera. Sementara kekuatan pasukan pemberontak
revolusi kemerdekaan sebesar 50.000 orang. Pasukan AS tiba di Kuba pada akhir bulan
Mei, sementara pertempuran kunci berlangsung pada 1 Juli. Laksamana Pascual
Cervera menempatkan pasukannya di pelabuhan Santiago. Angkatan laut AS yang
dipimpin oleh William T. Sampson segera memblokade pelabuhan Santiago dan
menembaki armada Pascual Cervera dari kapal perang. Sementara itu, pasukan AS
di bawah pimpinan Mayor Jenderal William R. Shafter juga mendarat di Tampa,
bagian timur kota Santiago dan mengepung pelabuhan Santiago. Pasukan AS terdiri
atas pasukan kavaleri yang disebut sebagai Rough
Riders dan Buffalo Soldiers, segera
setelah sampai disana mereka segera turun dari kuda dan bertempur dengan
berjalan kaki. Salah satu pemimpin Rough
Riders adalah Theodore Roosevelt, presiden AS di masa depan. Setelah
beberapa hari perang dan terus terdesak dlam pertempuran San Juan Hill, Laksamana
Pascual Cervera mendapat perintah untuk mundur ke Havana dan membiarkan pasukan
AS menduduki Ssantiago. Pihak Spanyol menyerah tanpa syarat pada tanggal 16
Juli 1898.
Pada front Puerto Rico, pasukan AS mendarat disana pada
bulan Juli dan menguasai San Juan tanpa perlawanan apapun. Begitu pula dengan
Guam yang direbut oleh AS tanpa perlawanan karena gubernur Spanyol disana tidak
mengetahui bahwa negaranya sedang berperang dengana AS.
Perjanjian
dan Dampak
Perjanjian perdamaian dilagsungkan di Paris, Perancis,
pada tanggal 10 Desember 1898, yang menandakan berankhirnya perang
Spanyol-Amerika. Spanyol menyerahkan Guam, Puerto Rico, Kuba, dan Filipina,
sementara AS memberikan uang tunai sebesar 20 juta dolar AS. Kuba diduduki AS,
namun AS enggan untuk memasukkan Kuba sebagai wilayahnya, melainkan Kuba
dimerdekakan pada 1902.
Kemenangan AS atas Spanyol mengubah AS yang sebelumnya
adalah sebuah koloni bangsa Eropa menjadi kekuatan besar. Banyak orang Amerika
yang melihat ini sebagai takdir yang tidak dapat terelakkan serta dibenarkan. Peran
media dalam perang juga sangat berpengaruh, terlihat pada kasus Jurnalis
Kuning, dimana media AS memberitakan menganai kekejaman tentara Spanyol
terhadap penduduk dan pemberontak Kuba, meskipun berita tersebt dipertanyakan
dan bahkan diklaim bohong saat ini. Akan tetapi, pada saat berita tersebut
dipublikasikan di AS saat itu, mampu memicu kemarahan orang AS terhadap Spanyol
dan mengubah opini masyarakat AS untuk mendukung kemerdekaan Kuba dari Spanyol.
Referensi
Titherington, Richard
H. 1900. A History of the Spanish-American War of 1898. D. Appleton and
Company. New York.
Carlstrom, Oscar E.
1923. The Spanish-American War. Journal of the Illinois State Historical
Society (1908 – 1984), pp. 104 – 110 (7 halaman).